Diet Restriktif Tidak Dianjurkan, Malah Berpotensi Menaikkan Berat Badan

Pada umumnya orang menjalani diet untuk menurunkan berat badan. Biasanya, orang yang sedang diet akan membatasi kelompok makanan tertentu, misalnya karbohidrat, tidak makan gula, atau tidak makan di atas pukul 8 malam. Namun, diet restriktif seperti itu tidak dianjurkan karena berpotensi membuat tubuh kehilangan nutrisi penting seperti serat, zat besi, dan vitamin.

“Diet berarti kamu sedang melakukan sesuatu yang memang bisa dilakukan,” kata Deanna Minich, ahli gizi dan penulis Whole Detox: A 21-Day Personalized Program to Break Through Barriers in Every Area of Your Life, dikutip dari Shape.com. Artinya, diet yang dijalani sebaiknya tidak memiliki peluang gagal.

Diet biasanya berhasil menurunkan 5 hingga 10 persen dari berat awal mereka dalam enam bulan pertama, menurut para peneliti di University of California Los Angeles atau UCLA. Tetapi, penelitian yang sama menemukan bahwa setidaknya satu hingga dua pertiga orang yang melakukan diet mendapatkan kembali berat badan mereka lebih banyak daripada yang mereka hilangkan dalam empat atau lima tahun.

Alasannya, membatasi makanan tertentu hanya meningkatkan keinginan lebih besar mengonsumsi makanan tersebut. “Membatasi kelompok makanan atau mengutuk hal-hal seperti gula dapat menyebabkan perasaan kekurangan yang sering bermanifestasi sebagai makan berlebihan,” kata Laura Thomas, ahli gizi terdaftar yang berbasis di London. “Ini justru merugikan diri sendiri.”

Selain itu, seorang psikolog yang berbasis di New York, Carrie Gottlieb, mengatakan bahwa membatasi daftar makanan akan mempengaruhi kecemasan. Sebab, membatasi pola makan, akan membuat tubuh kekurangan nutrisi. Kecemasan adalah salah satu dampak negatif dari diet yang ketat.

Banyak makanan yang dianggap terlarang secara umum sebenarnya masih baik jika dikonsumsi dalam jumlah sedang. Jika benar-benar fokus untuk mengurangi sesuatu yang spesifik dengan diet, penting untuk mengetahui alasannya, apa dampaknya, dan bagaimana bisa mendapatkan nutrisi dari makanan tersebut dengan cara lain.

“Ingatkan diri bahwa tidak ada makanan yang pada dasarnya baik atau buruk,” kata Gottlieb. “Fokus pada makan seimbang dan biarkan semua makanan dalam jumlah sedang untuk pendekatan yang lebih sehat.”

ANDINI SABRINA | SHAPE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *